Yes, itu pertanyaan yang pernah juga saya tanyakan dan mungkin juga sering kita tanya ke orang-orang disekitar yang sepertinya sudah nyaman dengan posisinya di kantor tapi kemudian memutuskan untuk berbisnis saja.
Pertanyaan yang hampir sama juga dipertanyakan oleh mr. suami saat seorang teman kami memutuskan mengundurkan diri dari tempatnya bekerja yang notabene adalah salah satu perusahaan minyak terbesar didunia dan beliau baru saja mendapatkan promosi. “Sayang bangetttttt”, begitu kata mr. suami. Tapi saya bisa memahami mengapa akhirnya teman kami tsb memutuskan untuk resign dari kantornya dan menjalankan bisnis saja 100%.
Saat kita wanita, berubah status menjadi ibu. Rasanya, hal yang dianggap orang sebagai sesuatu yang “sayang banget” menjadi biasa saja untuk kita. Karena ada prioritas lain yang lebih penting dari segalanya. Apalagi kalau bukan demi memiliki waktu lebih banyak dengan anak-anak, bisa mengurus mereka dengan lebih baik. Apalah artinya punya posisi tinggi di kantor dan gaji banyak kalau kebersamaan dengan anak sangat terbatas. Tapi gak munafik juga, kita butuh uang. Memang uang gak dibawa mati, tapi kalau gak punya uang mau mati rasanya kaaan lol. Maka itu dengan adanya pilihan berbisnis, menjadi solusi yang sangat membantu.
Selain itu ada beberapa alasan penting yang saya rangkum mengapa sebaiknya berbisnis daripada terus menerus menjadi bangsawan (bangsa karyawan):
1. Tidak ada pekerjaan yang aman.
Ya, suka atau tidak suka, saat ini memang tidak ada pekerjaan yang aman. Kalau dulu, banyak banget yang berpendapat bahwa dapet pekerjaan di perusahaan minyak itu sesuatuuu banget. Bakalan terjamin lahir batin, secara…minyak gitu.
Tapi, lihatlah kondisi yang terjadi saat ini. Dengan harga minyak dunia yang turun dan begitu banyaknya perusahaan-perusahaan besar minyak yang akhirnya me-lay off karyawannya, apakah masih bisa kita bilang bahwa aman bekerja di perusahaan minyak? Bagaimana dengan Bank? aman? No. Beberapa waktu lalu juga kita dengar Bank-Bank besar seperti HSBC dan Citibank juga terpaksa memPHK karyawan-karyawannya.
Buat mereka yang bekerja sambil berbisnis lalu terkena PHK mungkin masih bisa agak tenang karena masih punya pemasukan dari bisnisnya, tapi bayangkan bagi kebanyakan orang yang memiliki mental karyawan dan bergantung sepenuhnya pada pekerjaan di kantor..hmm…rasanya mau kiamat. Dan yang menambah buruknya situasi ini adalah karena kebanyakan kita sejak SD – kuliah tidak diajarkan untuk menjadi pebisnis. Kita diajarkan untuk menjadi karyawan yang baik sehingga benar-benar kiamat rasanya kalau harus kehilangan pekerjaan dari kantor 😦
2. Biaya hidup terus naik.
Boleh dicek, adakah biaya hidup yang turun? seperti biaya parkir? tol? pendidikan? bahan makanan? rumah sakit? atau mungkin rumah? semuanya naik saudara-saudara. Jadi apa dong yang turun? muka kiteeee hahaha. Memang sih enaknya bekerja di kantor biasanya setiap tahun akan ada salary increment/ kenaikan gaji. Berapa % ya kenaikan gaji per tahun? tarolah 5% – 10%. Berapa % kenaikan harga cabe? pusinnnng ngitungnya. Karena kenaikan gaji tidak mungkin lebih tinggi dari inflasi kan? Jadi sebenarnya gaji kita bukannya naik tapi sama saja atau bahkan malah turun sebenarnya, karena biaya hidup pun ikutan naik bahkan sebelum gaji kita naik ya kan? *urut dada*
3. Kuadran kiri dan kanan.
Pernah denger nama Robert T Kiyosaki? seorang pebisnis Amerika, Investor, Penulis, Pembicara Motivasi dan beberapa bukunya seperti Rich Dad Poor Dad, The Business of the 21st Century, dan banyak lagi. Nah salah satu bukunya yaitu Cashflow Quadrant yang sangat terkenal di kalangan pebisnis, membahas tentang adanya Kuadran Kiri dan Kanan.
Rasanya gak perlu banyak penjelasan lagi, di gambar diatas udah jelas banget. Tinggal lihat aja kita sekarang ada di posisi mana? Karyawan seperti saya? berarti kita menukarkan waktu kita bersama anak, suami dan keluarga demi uang. Kalau gak kerja, ya gak dibayar toh? Selama kita menjadi karyawan ya akan segitu-gitu aja. Pergi pagi pulang petang pendapatan pas-pasan. Kalau kata alm. Bob Sadino, “..kerja apa dikerjain?” :p
Enak banget kalau bisa berada di kuadran kanan. Uang yang bekerja untuk kita. Bagaimana caranya? bisa gak?
Kabar baiknya BISA 🙂 yaitu dengan mulai Berbisnis.
Tapi, bisnis seperti apa yang bisa bikin uang bekerja untuk kita?
Paling tidak ada 3 macam bisnis yang kita kenal:
- Bisnis Konvensional
- Bisnis Franchise
- Bisnis Jaringan (Network Marketing)
Bisnis Konvensional biasanya membutuhkan modal yang besar (sewa ruko, sewa toko, beli tempat, bayar pegawai dll), resikonya juga besar, biasanya tidak ada training, konsepnya coba-coba, pemiliknya pasti gak punya waktu. Contohnya: pemilik restoran, pemilik butik, pedagang, dll. Ada uangnya? ada dong, tapi pemiliknya gak bisa kemana-mana karena harus jaga toko. Kalau mereka lagi liburan berarti toko tutup atau dijaga sama orang lain dan pasti omset menurun. Jadi di bisnis ini, kita masih bekerja demi uang.
Bisnis Franchise membutuhkan modal yang besar (untuk bayar brand dll), resiko besar, ada training sekali-sekali, yang punya gak harus jaga toko karena sudah ada sistem. Contohnya: pemilik gerai Mc*, Starb**k, KF* dll. Kalau punya modal sekitar 1 atau 2 M mungkin bisa berpikir ke bisnis ini hehehehe tapi jangan mimpi bisa balik modal dengan cepat ya. Karena seperti usaha swalayan IndoMar** atau Al**Mart, lihat sendiri kan sudah bertebaran dimana-mana. Bahkan gak jarang kita lihat, cuma beda 10 langkah antara satu dengan yang lainnya. Rebutan pelanggan pasti terjadi. Persaingan ketat brooo. Di bisnis ini masih juga kita kerja demi uang walaupun mungkin tidak separah bisnis konvensional.
Bisnis Jaringan (Network Marketing). Nah ini nih yang bikin banyak orang gatel-gatel kayak kena alergi (saya banget…dulu LOL). Orang sering menyebutnya dengan MLM. Kenapa bikin gatel-gatel? karena memang harus diakui image bisnis network marketing di Indonesia sangatlah buruk. Hal tsb disebabkan banyaknya orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang menjalankan bisnis MLM dengan tidak profesional. Misalnya, mereka menjual sesuatu yang tidak ada wujudnya, money game, dll dan mereka juga tidak pernah terdaftar di APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) atau karena marketing plan yang memanipulasi orang lain.
Kabar baiknya, saya akhirnya mengetahui bahwa tidak semua bisnis jaringan seperti itu. Ada juga beberapa bisnis jaringan yang dijalankan dengan profesional dan baik. Bisnis jaringan (yang profesional) memerlukan modal yang kecil, resikonya juga kecil (kan modalnya kecil toh), ada pelatihan dan trainingnya secara rutin dan tentu saja ada produknya yang berkualitas serta ada sistem. Bisnis jaringan dengan sistem lah yang bisa membuat uang bekerja untuk kita dan di era teknologi seperti sekarang ini, segala sesuatunya adalah tentang jaringan. Sebut saja, ojek online seperti Gojek, Grab atau Uber, belanja online seperti Mataharimall, Zalora dll, TV Cable. Suka tidak suka, itu semua adalah jaringan 🙂
Bahkan banyak orang-orang kaya seperti Bill Gates, Donald Trump yang merekomendasikan Network Marketing. Gak percaya?
So, masih gatel-gatel? 🙂