Tag
“galak banget sih lo?”
“jangan judes-judes, napa?!”
“kalau galak gitu, siapa yang mau nanti?”
Nah, tuh kalimat-kalimat sering banget deh saya denger mulai dari saya SD, iya dari SD. Ditujukan ke siapa?? yaaa ke saya lah, siapa lagi? 😛
Image ini kayaknya udah melekat dari jaman saya kecil ampe sekarang, dari jaman kurus ampe buncit kayak sekarang. Mau gimana lagi? kayaknya itu bawaan genetik deh, gak pernah direncanain mau jadi yang galak dan doyan marah kan *salahkan emak bapak LOL*.
Tapi emang ya, saya sadar banget kalau emosi saya tuh suka naik turun dengan seenaknya. Lebih sering naiknya sih yaaa yang jadinya bikin orang bilang saya galak, judes bla bla bla. Tapi sebenarnya deep inside me, saya tuh orang yang ramah, peka, sensitive dan baik hati loh *pencitraan dimulai :D*
Masalahnya, adaaaa aja yang jadi trigger sehingga emosi saya naik. Kayaknya salah satu alasannya seperti yang pernah dibilang salah satu teman saya dulu, saya tuh orangnya agak-agak perfeksionis, agak-agak teliti, agak-agak saklek, agak-agak lurus, agak-agak keras, yaa yang agak-agak lah pokoknya. Kalau yang didalam pikiran A, sebisa mungkin ya jalannya harus A. Agak susah belok jadi B apalagi jadi C. Kurang fleksibel gitu loh.
Kalau saya runut-runut mungkin bener ini ada hubungannya dengan genetik, lah saya kan campuran batak – cina. Tau kan gimana watak orang batak yang keras? senggol dikit bacok bawaannya. Eh tapi saya gak sampe segitunya lah ya.
Nah, lately saya sering berpikir kenapa ya sejak berumahtangga trus punya anak, saya jadi gampang banget emosian. Parahnya kadang saya rasa emosi saya terlalu berlebihan, gampang banget marah hanya karena hal-hal sepele. Misalnya, ponakan saya (yang tinggal sama saya) kalau makan bisa 2 jam, nah itu bisa bikin emosi banget. Dia numpahin air atau makanan, saya langsung marah. Dia lari-larian dan teriak-teriak, saya langsung marah. Dia ngeberantakin mainannya, saya marah. Lah padahal ponakan saya nih umurnya baru 6th. Perlu banget gak saya marah-marahin terus?
Seringnya kalau saya udah marah dan ngomel-ngomel ke dia, pas saya masuk kamar, saya ngerenung..duh kenapa jadi ngomel-ngomel terus sih? lah namanya anak kecil. Dulu juga saya begitu kali. Nah nanti kalau Luke udah bisa mengacaukan seluruh isi rumah, bakalan lebih ngomel-ngomel dong saya? cepet tua dong? Tidaaaaak!!
Ngeri ya denger kalimat, cepet tua hehe. Kan maunya awet muda terus. Makanya saya tiba-tiba kepikiran tadi malam, gimana caranya me-manage emosi saya. Kepikiran deh dengan anger management.
Dulu waktu baru-baru bergabung di kantor yang sekarang, saya pernah mengikuti training yang ada salah satu topiknya tentang mengatasi stress/ tekanan. Biasanya orang menjadi marah karena merasa tertekan atau ada sesuatu yang membuatnya menjadi stress. Nah, yang saya ingat salah satu caranya adalah dengan tarik napas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan-lahan.
Tapi kalau pas ponakan saya lari-lari sambil jejeritan dirumah tuh kok ya susah ya narik napas dalam-dalam, menghembuskan pelan-pelan dan berusaha tetap tenang. Pengennya langsung nabok aja gitu maaaak!! 😦 apalagi kalau ada orang yang ngerjain apa-apa tapi pake slow motion. Hayaaaah, rasanya pengen saya sikat! hahaha
Jadi, tadi malam sambil merenung, saya coba baca-baca tentang Anger Management di web mayoclinic. Yang sepertinya ini harus saya jalankan supaya saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik, anak yang gak durhaka, ibu yang baik, dan istri soleha *uhuuuy*, bukan apa-apa, tapi mr. suami bahkan emak juga pernah jadi sasaran emosi saya yang lagi naik-naiknya 😥
Saya bagikan disini ya tipsnya dan saya coba-coba terjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan beberapa penyesuaian agar lebih mudah dipahami dan diaplikasikan:
- Sebelum bicara, pikirkan terlebih dahulu
Dalam situasi emosi, sangat mudah mengatakan sesuatu yang nantinya akan kita sesali. Jadi pikirkan terlebih dahulu sebelum mengatakan sesuatu dan usahakan agar orang lain yang terkait dalam emosi anda juga melakukan hal yang sama.
- Ekspresikan kemarahan anda bila anda sudah tenang
Begitu anda sudah dapat berpikir dengan tenang, ungkapkan perasaan anda dengan jelas dan dengan cara yang baik tanpa menyakiti orang lain.
- Olahraga
Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stress yang menjadi penyebab anda marah. Bila anda merasa emosi anda mulai memuncak, cobalah melakukan olahraga lari atau jalan cepat, atau lakukan aktivitas fisik menyenangkan lainnya.
- Berhenti sejenak (time out)
Timeout bukan hanya untuk anak-anak. Anda juga memerlukan waktu untuk berhenti sejenak setelah hari yang melelahkan. Berhenti dan merenung sejenak dapat menolong anda untuk lebih baik lagi dalam menangani sesuatu tanpa marah.
- Carilah solusi yang mungkin dapat digunakan
Daripada fokus terhadap hal-hal yang membuat anda marah, lebih baik fokus pada bagaimana cara menyelesaikannya. Kamar anak anda yang berantakan membuat anda kesal? tutup saja pintunya. Pasangan anda terlambat pulang untuk makan malam? jadwalkan untuk makan agak sore atau buat perjanjian untuk anda dapat makan sendiri-sendiri beberapa kali tiap minggunya. Ingatkan diri anda bahwa kemarahan tidak akan memperbaiki keadaan, malah hanya akan memperburuk.
- Tetap gunakan pernyataan “saya”
Untuk menghindari mengkritik atau saling menyalahkan (yang nantinya hanya akan memperkeruh suasana), gunakan pernyataan-pernyataan menggunakan kata “saya” untuk menjelaskan tentang permasalahan yang ada. Gunakan dengan cara yang baik dan jelas. Contohnya, “saya kesal karena kamu meninggalkan meja tanpa menawarkan bantuan untuk membereskannya” daripada mengatakannya dengan cara “Kamu tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah”.
- Jangan mendendam
Memaafkan adalah cara yang sangat luarbiasa. Bila anda mengijinkan amarah dan perasaan-perasaan negatif mengacaukan hal-hal positif, maka anda akan menelan kepahitan anda sendiri. Namun bila anda dapat memaafkan seseorang yang membuat anda marah, kalian berdua bisa sama-sama belajar dari situasi tsb. Sangatlah mustahil untuk mengharapkan seseorang bersikap tepat seperti yang kita inginkan terus menerus.
- Gunakan humor untuk melepaskan emosi
Gunakan humor untuk menolong anda menghadapi situasi yang membuat anda marah dan hal-hal yang terjadi diluar harapan anda. Jangan sinis karena itu hanya akan menyakiti perasaan orang lain dan membuat situasi menjadi lebih buruk.
- Praktekkan cara bersantai
Saat temperamen anda naik, praktekkan cara-cara bersantai. Tarik napas dalam-dalam, bayangkan sebuah suasana yang sangat santai, atau ulangi kata-kata yang menenangkan seperti “tenang, santai saja”. Atau dengarkan musik, tulis jurnal atau lakukan beberapa pose yoga. Atau apapun yang dapat membuat anda santai.
- Sadari kapan anda membutuhkan bantuan
Belajar untuk mengendalikan amarah adalah sebuah tantangan. Pertimbangkan untuk mencari bantuan apabila amarah anda mulai diluar kendali dan menyebabkan anda melakukan hal-hal yang akan anda sesali atau menyakiti orang-orang disekitar anda.
Bagaimana? dapat pencerahan gak? dapet dong? saya aja dapet. Bukan wangsit loh, tapi pencerahan supaya bisa mengendalikan esmosi jiwa ini :D. Doakanlah saya ya supaya bisa melakukan anger management ini dengan baik, rasanya pasti damai kalau jadi orang yang tidak gampang marah. Ya kan? damai itu indah sodari (nyambung kan ya?) 😛